The LOUNGE
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Obesitas Tak Selalu Identik dengan Kondisi Ekonomi Mapan

Go down

Obesitas Tak Selalu Identik dengan Kondisi Ekonomi Mapan Empty Obesitas Tak Selalu Identik dengan Kondisi Ekonomi Mapan

Post  Admin Thu Jan 24, 2008 9:46 am

Obesitas Tak Selalu Identik dengan Kondisi Ekonomi Mapan
Obesitas Tak Selalu Identik dengan Kondisi Ekonomi Mapan H3v1x811
JIKA memiliki badan gemuk atau kelebihan berat badan, sebaiknya jangan bangga dulu. Sebab, berdasarkan penelitian para ilmuwan Universitas Iowa, AS, obesitas paling banyak dialami anak-anak dari keluarga ekonomi rendah dan miskin.

Salah seorang peneliti Brenda Lohman menyatakan, dia terkejut karena banyak anak-anak dari keluarga berpendapatan rendah mengalami obesitas. Setelah ditelusuri, diketahui bahwa anak-anak miskin mengalami obesitas karena tidak bisa mendapatkan akses makanan bernutrisi tinggi.

Hal itu membuat mereka cenderung mengonsumsi makanan cepat saji (junk food), seperti hot dog. Selain itu, mereka memilih makanan junk food karena harganya murah dibandingkan makanan bergizi lainnya. Pola seperti inilah yang memperlambat metabolisme tubuh dan mengakibatkan kegemukan.

"Tingginya angka kegemukan atau obesitas pada anak-anak dari kalangan keluarga miskin harus menjadi perhatian. Hal itu perlu dilakukan untuk memahami mengapa angkanya selalu meningkat setiap tahun," paparnya.

Beberapa studi menunjukkan bahwa satu dari tiga anak-anak di AS antara usia 10-17 mengalami kegemukan atau obesitas. Kemudian, hampir 40 persen anak-anak yang mengalami obesitas dari kalangan menengah ke bawah.

Donna Matheson dari Stanford Medical School's Prevention Research Center menyatakan, penelitian ini mengeksplorasi elemen baru, tapi mengabaikan elemen lainnya. Sebab, penelitian itu hanya melihat anak-anak dengan masalah berat badan, tidak melihat anak-anak yang kurus.

Dalam studi ini, para peneliti menganalisis 1.999 data tentang 1.031 anak yang hidup di keluarga berpendapatan rendah di Boston, Chicago, dan San Antonio. Mereka memberikan penilaian tentang ketahanan pangan, dalam hal ketersediaan makanan bernutrisi yang memadai dan gaya hidup aktif.

Para peneliti menanyakan kepada ibu dari anak-anak itu tentang pengurangan porsi makanan untuk menghemat makanan atau uang. Jika anak-anak tidak makan karena makanan tidak tersedia bahkan jika anak-anak lapar, sang ibu tidak bisa menyediakan makanan yang memadai untuk penghematan.

Peneliti menemukan bahwa setengah dari anak-anak dalam penelitian ini mengalami obesitas, sedangkan 8 persennya tidak mendapatkan akses makanan yang memadai.

Ketua Tim Peneliti Craig Gundersen menyatakan, anak-anak yang tidak mendapatkan makanan yang layak tidak selalu menjadi gemuk meski kedua faktor tersebut bersamaan dengan pendapatan yang rendah.

Menurut dia, penelitian itu menunjukkan bahwa pemerintah harus mengupayakan ketahanan pangan untuk membantu anak-anak. Para petugas harus bergerak lebih maju tanpa harus khawatir tentang meningkatnya angka kegemukan pada anak-anak dari keluarga ekonomi rendah dan miskin.

Profesor dari Universitas Negeri Iowa itu mengungkapkan, kebanyakan penelitian tentang obesitas pada anak-anak datang dari komunitas medis. Namun, harus ada langkah lebih dekat untuk melihat keluarganya dan bagaimana faktor efek stres pada berat badan anak-anak.

"Keluarga sangat berperan bagi kehidupan anakanak. Tentu hal itu berkaitan dengan kegemukan atau makanan yang berlebihan pada anak-anak," tandasnya.

Senada, penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania menemukan bahwa makan tidak selalu identik dengan penambahan berat badan. Namun, masyarakat yang tinggal dekat lokasi restoran fast food cenderung lebih gemuk ketimbang masyarakat yang tinggal dekat lokasi restoran biasa.

"Banyak orang telah mencoba memahami mengapa wabah obesitas itu terjadi. Selain itu, banyak hipotesis menyatakan bahwa hal itu disebabkan oleh makan yang berlebihan. Namun, dari hasil penelitian kami, makan tidaklah selalu buruk," tutur salah seorang peneliti Dr Virginia Chang.
(sindo//tty)

Admin
Admin
Admin

Posts : 14
Join date : 2008-01-17

https://omphonk.board-directory.net

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum